Jember, Kabarejember.com
-----Bupati Jember dr. Hj. Faida, MMR berharap profesional Apoteker mampu mengimbangi tantangan era globalisasi 4.0. Harapan itu diungkapan Bupati Jember saat pembukaan rakerda dan seminar nasional oleh Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Cabang Jember yang mengusung tema Defeating Aging For A Healty Beautiful Skin.
"Saya berharap profesionalisme apoteker bisa mengimbangi tantangan era digitalisasi 4.0," kata Bupati Jember dr. Hj. Faida, MMR. di aula PB Soedirman Pemkab Jember, Sabtu, 27 Juli 2019.
Harapan itu salah satu materi yang disampaikan Bupati dalam pembukaan rakerda dan seminar nasional oleh Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Cabang Jember yang mengusung tema Defeating Aging For A Healty Beautiful Skin.
Tantangan jaman bagi apotek dan apoteker Indonesia untuk memberikan layanan menjadi latar belakang harapan itu. Memberikan layanan secara konvensional atau layanan daring (online).
"Masyarakat inginnya layanan cepat, mudah, dan praktis. Sementara apoteker konvensional masih mengantre, komunikasi servis apoteker menjadi sesuatu yang sulit diakses. Sementara digitalisasi dengan mudah tanya jawab tentang obat," terangnya.
Bupati mengatakan, apoteker hadir bukan hanya karena ijazahnya, tetapi hadir di tengah masyarakat untuk menjadi solusi bagi masyarakat. Salah satunya terkait kebutuhan masyarakat tentang informasi dan layanan obat, yang kali ini terjawab oleh layanan online.
Kedepan, layanan-layanan digital ini tentu akan menggeser layanan konvensional, dan para apoteker harus menyadari hal tersebut. “Maka, layanan konvensional yang kelebihannya adalah human touch, perlu diimbangi oleh teknologi, sehingga human touch tidak menghilangkan daya saing di bidang lainnya," jlntreh Bupati.
Di Jember sendiri, dalam upaya meningkatkan kualitas SDM di bidang farmasi, mahasiswa Prodi Farmasi ber-KTP Jember layak menerima beasiswa Pemerintah Kabupaten Jember. "Saya dorong mereka untuk bisa S1 semuanya dan punya profesi, karena ini untuk mengimbangi tantangan jaman. Di Jember peluang tersebut masih terbuka," ujarnya.
Selain itu, lulusan Farmasi memiliki peluang menjadi pegawai pemerintah melalui dua jalur, yaitu PNS dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K). "Jember sudah mengajukan formasi-formasinya besar, di rumah sakit dan puskesmas. Sudah ada persetujuan Menpan, tinggal menunggu juknisnya," ungkap Bupati.
Sementara itu Ketua PD IAI Jawa Timur, Dr. Abdul Rahem, MKes, menyampaikan, rapat kerja daerah IAI kali ini untuk mengupayakan dan menyiapkan apoteker menghadapi tantangan di industri 4.0. "Kita diskusikan tantangan dan peluang terkait itu. Jangan sampai adanya era digital 4.0 ini eksistensi apoteker hilang," ujarnya.
Selain itu, Abdul Rahem menjelaskan bahwa obat harus diterima oleh pasien dengan penjelasan yang memadai, sehingga pasien bisa menggunakan obat secara benar. Ia khawatir peran apoteker hilang karena ada layanan daring.
"Kalau nanti hilang peran apoteker, artinya hanya mengandalkan online saja, saya khawatir nanti apoteker bisa salah menggunakan obat," jelasnya.
Menurutnya, peran online disini dilakukan oleh perdagangan ilegal. Pembelian secara online juga diragukan, karena pengantar tidak bisa menjelaskan tentang obat yang diantarnya. "Deliverinya online, tetapi kadang kala pengantarnya juga tidak tahu ada catatan dari apoteker, dititipkan pada pengantar. Tetapi penjelasan seperti ini berbeda dengan penjelasan tulisan," katanya.
Sementara Dekan Fakultas Farmasi Universitas Jember, Lestyo Wulandari, dalam kesempatan yang sama berharap seminar nasional ini dapat mejadi wahana bagi para apoteker untuk bertukar pikiran dalam meningkatkan profesionalisme apoteker pada era 4.0. (mul/mia/hms)