Mantan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan memberikan contoh nyata investasi mobil listrik di Inggris, yang bisa diterapkan di Indonesia. Lelaki yang juga mantan Dirut PT KAI ini menjelaskan tiang listrik atau tiang lampu jalanan di negara Pangeran Charkes itu bisa menjadi lokasi ngecas mobil listrik.
Dikutip akun media sosial @lagi.viral, Jonan menjelaskannya sebagai 'Efficient and logic'. Itu merupakan salah satu pesan yang disampaikan Jonan dalam kuliah umum bertemakan 'Tantangan Transformasi Manajemen di Era Digital', di Universitas Katolik Parahyangan.
Jonan menyebut Inggris melakukan terobosan yang inspiratif dan bisa ditiru terkait pengembangan jaringan pengecasan mobil listrik.
Jonan mengaku kagum melihat Inggris merekayasa tiang listrik atau tiang lampu penerangan jalan menjadi charger kendaraan listrik.
"Saya sangat kagum dengan foto ini, kenapa? Ini foto (mobil) merek VW, yang sedang melakukan isi ulang listrik untuk baterainya, yang punya saya tanya, ini charging berapa lama? Sekitar 2 jam," ujar Jonan.
"Saya foto dan saya bawa ke balai kota Inggris, di Kings Road. Saya tanya tiang penerangan jalan ini dibangun sejak kapan? Sejak perang dunia kedua mungkin tahun 1950 atau 1960. Coba bayangkan Inggris itu bangun ekosistem kendaraan listrik dengan sangat efisien, cuma merekayasa tiang listrik ini menjadi charger listrik (SPKLU), kalau kita (di Indonesia) ribut soal SPKLU, ributnya setengah mati," Jonan menambahkan.
Jonan menerangkan secara jelas, langkah Inggris ini bisa menjadi contoh investasi secara efisien.
"Pesannya cuma dua, efisien dan logis. Tidak perlu investasi yang tidak perlu," ujar Jonan.
Inggris Raya Punya SPKLU Lebih Banyak Dibanding Pom Bensin (SPBU)
Dengan jumlah kendaraan listrik yang sangat besar, Inggris telah mengembangkan jaringan pengecasan mobil ramah lingkungan ini dengan lebih masif. Mobil-mobil listrik tak cuma bisa diisi ulang baterainya pada stasiun-stasiun pengisian daya.
Untuk menjangkau publik pengguna yang lebih luas, telah diciptakan banyak titik pengecasan. Seperti diungkapkan Jonan, banyak tiang lampu penerangan yang kemudian 'dimodifikasi' untuk bisa menjadi pengisi daya mobil listrik.
Tiang lampu penerangan yang sudah banyak tersebar dianggap lebih efektif menjangkau pemilik mobil listrik. Terlebih buat mereka yang menggunakan mobil listrik untuk kebutuhan sehari-hari (komuter).
Dengan desain yang 'menumpang' pada tiang lampu jalanan, fasilitas pengisian daya ini dianggap lebih efektif. Apalagi pada lingkungan padat penduduk dan ruang yang sangat terbatas.
Dikutip dari ubitricity, perusahaan penyedia charging mobil listrik via tiang lampu penerangan, produk mereka sangat disukai konsumen. Selain karena infrastruktur yang menyatu dengan lingkungan, lokasinya juga sangat dekat dengan area tempat tinggal.
Masih dikutip dari sumber yang sama, pengisian daya dengan metode ini hanya memiliki daya maksimal 5,5kwh. Namun ini tetap jadi pilihan lantaran dinilai menjadi solusi pemilik mobil listrik yang sehari-hari melakukan perjalanan dalam kota.
Di Kota London saja, ubitricity sejak tahun 2018 sudah membangun lebih dari 7.000 titik pengisian daya mobil listrik. Ini termasuk yang menyatu dengan tiang lampu penerangan dan tiang-tiang di tepi jalanan.
Sementara itu, dikutip dari edfenergy, di Inggris Raya saat ini terdapat 61.000 titik pengecasan mobil listrik, yang tersebar pada 22.000 lokasi. Jumlah tersebut sudah melebihi jumlah SPBU yang ada.(oto.detik.com)