Lumajang, kabarejember.com
(25/05/2019) --- Sejak 21 Mei hingga 22 Mei 2019, seluruh wilayah Indonesia khususnya Ibukota Jakarta masuk dalam fase siaga satu. Status ini sendiri dikeluarkan langsung oleh pihak Kepolisian. Pernyataan itu menanggapi semakin naiknya tensi politik seusai penetapan pemenang Presiden 2019 oleh KPU Nasional.
Sesuai dengan prediksi awal, seusai penetapan terjadi pergolakan yang mengakibatkan mengarah anarkis dari salah satu kelompok yang tak menerima kekalahan dalam Pemilu tersebut.
Untungnya, TNI dan Polri telah disiagakan jauh hari sebelum tanggal penetapan untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan. Baik dari TNI maupun Polri dalam pengamanan tak dibekali peluru tajam dan hanya membawa tongkat dan tameng serta gas air mata.
Tak hanya itu, ada water canon untuk mengantisipasi keadaan terburuk. dari peristiwa kerusahan ini terdapat korban jiwa dan juga kerugian materil yang tidak sedikit.
Situasi inilah dikecam ramai-ramai oleh Tokoh agama dan masyarakat di Lumajang, diantaranya ketua FKUB Lumajang,
Ketua MUI Lumajang dan masyarakat Lumajang yang mengatasnamakan “Gerakan Indonesia Bersatu” ramai-ramai mengutuk aksi kerusuhan yang dilakukan sekelompok massa di Jakarta pada tanggal 21-22 Mei 2019.
Ketua FKUB Lumajang Drs. H.M. KHOIRI. M.Pdi berharap agar situasi panas karena politik di Jakarta segera berakhir. “Kami sangat mengutuk aksi kerusuhan yang dilakukan oleh massa di Jakarta. ini tindakan bar-bar yang tidak bertanggungjawab. apalagi sampai merusak puluhan kendaraan dinas petugas dan merusak fasilitas umum. Kelakuan massa ini menyimpang dari norma-norma agama,” ungkapnya.
Senada dengan KH. AHMAD HANIF, SQ, Ketua MUI Lumajang menjelaskan bahwa sudah seharusnya rakyat Indonesia bersikap dewasa untuk menerima setiap keputusan dan menerima dengan lapang dada. “Saya berharap kepada seluruh rakyat Indonesia, khususnya warga Lumajang untuk memahami setiap keputusan dari pemerintah. Apalagi dalam hal ini, keputusan KPU Nasional adalah hasil pemungutan suara yang diikuti oleh seluruh rakyat Indonesia. Saya berharap, keadaan di Jakarta segera kondusif kembali. Kami kutuk aksi-aksi rusuh yang dilakukan oleh sekelompok orang,” ujar koordinator Gerakan Indonesia Bersatu, Mansyur Hidayat dalam unjuk rasa damai yang diikuti ratusan orang.
Dalam orasinya di depan KPUD Lumajang pada tanggal 23 Mei 2019 menyatakan, "Kami masyarakat Lumajang menolak kegiatan People power yang berlangsung rusuh di Jakarta yang berakibat adanya korban jiwa dan kerugian materiil. untuk itu kita sebagai masyarakat Lumajang jangan sampai ikut terprovokasi isu hoax yang muncul pasca kerusuhan di Jakarta. Kami dukung TNI - Polri mengambil langkah-langkah menstabilkan situasi," ujarnya dihadapan ratusan massa yang mengatasnamakan “Gerakan Indonesia Bersatu.
Kegiatan unjuk rasa damai tersebut diterima oleh Kapolres Lumajang, Anggota Kodim 0821 serta seluruh komisioner KPUD Lumajang. Mewakili masyarakat yang berunjuk rasa, Koordinator pengunjuk rasa memberikan setangkai bunga kepada Kapolres, anggota kodim 0821 dan ketua KPUD Lumajang sebagai simbol dukungan. (Suatman)