Jember, kabarejember.com
Camat akan melakukan monitoring secara langsung ke Posyandu setiap bulan untuk memastikan upaya peningkatan gizi ibu dan bayi di Jember. Ini merupakan salah satu hasil rapat koordinasi Dinas Kesehatan Kabupaten Jember bersama GAIN (Global Alliance for Improved Nutrition) Jember, Jum’at, 28 Juni 2019, di salah satu hotel di Jember.
"Dilakukan pemantauan penimbangan setiap bulan di Posyandu dengan harapan semua sasaran bisa terpantau," kata Dyah Kusworini, SKM, MSi.
Plt. Dinas Kesehatan Kabupaten Jember ini juga menjelaskan, apabila ada kekurangan seperti gizi tidak naik, maka harus dipantau. Jika memang kekurangan gizi, maka akan diberikan PMT (Pemberian Makanan Tambahan) kepada balita atau ibu hamil. “Bupati sudah mempersiapkan ini dalam jumlah yang besar,” ungkapnya, seraya menegaskan tujuannya adalah untuk bisa meningkatkan status gizi masyarakat, serta menurunkan jumlah kematian ibu dan bayi.
"Jadi, kita garap juga gizinya. Tetapi, lebih fokus lagi saat ini untuk penurunan angka stunting, karena Jember juga merupakan daerah prioritas, dimana stuntingnya juga relatif tinggi," tuturnya.
Untuk bisa meningkatkan kesehatan ibu dan bayi, maka perlu peran lebih banyak stakeholder. Bukan hanya dari Dinas Kesehatan. Sehingga ada kepala wilayah atau camat agar bisa membantu menyelesaikan masalah.
Menurut Dyah, camat merespon baik upaya peningkatan gizi tersebut. Karena itu, dalam 3 bulan kedepan akan melakukan monitoring bersama. “Agar permasalahan yang dihadapi petugas di Posyandu bisa benar-benar diatasi," ujarnya.
Sementara itu Sri Rahayu Sugiatiningsih mengatakan, GAIN Jember melaksanakan program Baduta atau balita di bawah usia dua tahun di Jember untuk meningkatkan gizi, terutama kaum yang rentan yakni anak dan perempuan.
"Program Baduta ini bukan memberikan gizi, tetapi mengubah perilaku ibu balita tentang pemberian pola makan pada bayi dan anak," terangya.
Koordinator GAIN Jember ini menjelaskan, koordinasi yang digelar bersama Dinas Kesehatan dan sejumlah stakeholder bertujuan melihat capaian program yang telah dijalankan.
"Sehingga GAIN tahu bagaimana harus mengevaluasi. Evaluasi bukan karena ada masalah, justru evaluasi ingin mencari tindak lanjut berikutnya. Kalau sudah baik, lebih diperbaiki lagi," terangnya.
Terkait hasil evaluasi, Sri Rahayu menyebut monitoring oleh camat sebagai salah satu solusi yang telah ditemukan. “Sementara ini yang turun dari bidan, kader kesehatan, dan dari kami sendiri,” pungkasnya. (Mul/Mia/hms)