Jember, Sebanyak 116 Dosen Muda Politeknik Negeri Jember (Polije) pada Rabu - Kamis (11-12/12) mengikuti Workshop Peningkatan Kemampuan Vokasional yang dilaksanakan di Lantai 3 Gedung Asih Asah Asuh. Workshop inimempunyai makna yang sangat penting dan strategis, mengingat hampir semua Dosen muda yang berstatus CPNS dan PPNPN ini merupakan lulusan PT akademik baik yang berasal dari lulusan Universitas dan Institut.
Demikian disampaikan oleh Ketua Panitia Nila Susanti, S.Pd, M.Pd. “Sebagai Dosen Muda Polije memahami karakteristik sistem pembelajaran vokasi sangat penting, Karena mereka mayoritas lulusan universitas atau institut”,ujarnya. Masih menurutnya, workshop ini merupakan bagian penting dari lanjutan program PEKERTI (Peningkatan Keterampilan Dasar Teknik Instruksional) yang telah diberikan kepada para Dosen Muda beberapa waktu silam.
Dalam sambutannya Direktur Polije yang diwakili oleh Wakil Direktur Bidang Akademik Surateno, S.Kom,M.Kom menyampaikan bahwa pendidikan tinggi vokasi menghasilkan SDM unggul yang sangat dibutuhkan oleh industri dan negara Republik Indonesia khususnya di era revolusi industry 4.0 serta menyongsong bonus demografi pada 2045.
“Polije sebagai salah satu Politeknik unggul di Indonesia sangat relevan untuk menghasilakan SDM unggul di era revolusi industri 4.0,” paparnya. SDM yang kompeten akan dihasilkan oleh suatu proses pembelajaran salah satunya harus di am pu dan dibimbing oleh Dosen yang kompeten juga. Workshop bagi Dosen muda ini sangat strategis untuk proses mengenalkan serta meningkatkan pemahaman dan kemampuan akan standar - standar vokasional yang tentunya sangat berbeda dengan pembelajaran dalam PT akademik.
Masih menurut dia, Polije sudah mengembangkan Teaching Factory (TEFA) sebagai salah satu bentuk model pembelajaran vokasional / Terapan yang memiliki dua fungsi sekaligus (pembelajaran dan produksi secara bisnis) dengan mengkombinasikan sains dan Teknologi Informasi secara paralel.TEFA sangat strategis untuk mengasah kompetensi yang linier dengan industri, karena Polije
Polije mengembangkannya sesuai dengan standar industri. Selama dua hari peserta workshop akan mendapatkan materi meliputi : implementasi pembelajaran vokasional secara terpadu di Polije, penerapan TEFA untuk mendukung pembelajaran vokasi, perangkat ajar pembelajaran vokasional, peningkatan jenjang karir Dosen, Link and Match dalam pembelajaran vokasi serta penelitian dan pengabdian terapan untuk mendukung penguatan vokasi bagi Dosen.
Sebagai narasumber utama Dr.sc Zainal NurArifin, MT memaparkan materi Pendidikan Politeknik di Indonesia. Zainal NurArifin yang mewakili Direktur Pembelajaran Ditjen Belmawa, mengupas sejarah, peran dan kedudukan strategis keberadaan Politeknik di era berkembangnya industrialisasi yang membutuhkan SDM yang kompeten yang mampu mengisi kebutuhan SDM yang dibutuhkan. (mia/hms)